MenurutNational Digital Research Centre (NDRC), fintech adalah istilah yang digunakan untuk menyebut inovasi dalam bidang jasa keuangan atau finansial. Bisa juga diartikan dengan inovasi finansial yang diberi sentuhan teknologi modern. Atau merupakan segmen di dunia start-up. Tujuannya adalah membantu untuk memaksimalkan penggunaan Jenistegangan khas yang disediakan adalah 3,3 volt, 5 volt, dan 12 volt. Tegangan 3,3 - 5 volt biasanya digunakan oleh rangkaian digital, sedangkan tegangan 12 volt digunakan untuk menjalankan motor di disk drive dan kipas. Spesifikasi utama power supply adalah watt. Watt adalah hasil dari tegangan dalam volt dan arus dalam ampere. Fontatau typeface adalah istilah yang digunakan untuk huruf. huruf adalah * 10 poin. a. sebuah bentuk umum untuk mengantarkan bentuk visual menjadi bentuk bahasa. b. sebuah bentuk khusus untuk menghantarkan bentuk gambar menjadi bentuk bahasa. c. sebuah bentuk spesial untuk mengantarkan bentuk visual menjadi bentuk umum Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd. EMULSIFIERS, STABILIZERS, & THICKENERS PEKTIN,DEKSTRIN DAN SODIUM ALGINATE Disusun Oleh Kelompok 9 Dian Kurvayanti Innatesari 12030654018 Denys Arlianovita 12030654019 Bela Fiddini Rosida 12030654021 Ella Wahyuni 12030654039 Nurul Fathonah 12030654050 PRODI PENDIDIKAN SAINS A 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2014 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Di dalam kehidupan sehari-hari, semua produk makanan dan minuman kemasan yang tersedia di toko-toko tak lepas dari penambahan bahan kimia. Diantara bahan kimia yang ditambahkan ialah perasa, pengawet, aroma, pewarna, pengemulsi, pengental, penyedap dll. Bahan kimia yang ditambahkan dalam makanan maupun minuman tersebut ada yang alami dan buatan. Bahan kimia alami tidak akan mempengaruhi kesehatan tubuh jika mengonsumsinya. Sedangkan bahan kimia buatan akan menimbulkan dampak bagi kesehatan. Namun, jika pemakaian bahan kimia buatan tersebut mematuhi aturan pemakaian batas maksimal penggunaan dari pemeriksaan Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM maka dampak konsumsi bahan kimia makanan dapat dikendalikan. Pengemulsi, penstabil dan pengental emulsifier, stabilizer,thickeners merupakan bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya sistem dispersi yang homogen pada makanan. Bahan tambahan makanan tersebut biasanya ditambahkan pada makanan yang mengandung air dan minyak, misalnya keju, margarine dan es krim. Jenis makanan tersebut merupakan makanan yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat luas. Sebagian besar masyarakat tidak mengetahui tentang struktur, komposisi, dampak dan kelegalan bahan kimia tambahan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas tentang struktur, komposisi, dampak dan kelegalan bahan pengemulsi, penstabil dan pengental buatan yaitu pectin, dekstrin dan sodium alginate. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas, dapat di ambil suatu rumusan masalah sebagai berikut. Bagaimana struktur dan komposisi bahan pengemulsi pectin, dekstrin dan sodium alginate? Mengapa pectin, dekstrin dan sodium alginate termasuk dalam bahan pengemulsi, penstabil dan pengental? Bagaimana dampak penambahan bahan pectin, dekstrin dan sodium alginate dalam makanan bagi kesehatan tubuh? Bagaimana kelegalan penggunaan bahan pectin, dekstrin dan sodium alginate sebagai pengemulsi, penstabil dan pengental dalam makanan? Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari rumusan masalah diatas ialah sebagai berikut. Untuk mengetahui struktur dan komposisi bahan pengemulsi pectin, dekstrin dan sodium alginate. Untuk mengetahui alasan pectin, dekstrin dan sodium alginate termasuk dalam bahan pengemulsi, penstabil dan pengental. Untuk mengetahui dampak penambahan bahan pectin, dekstrin dan sodium alginate dalam makanan bagi kesehatan tubuh. Untuk mengetahui kelegalan penggunaan bahan pectin, dekstrin dan sodium alginate sebagai pengemulsi, penstabil dan pengental dalam makanan. BAB II ISI Pektin Pektin umumnya terdapat pada dinding sel tanaman tingkat tinggi dan berkontribusi pada banyak fungsi sel dinding. Dinding sel menentukan ukuran dan bentuk sel dan menyebabkan integritas dan kekakuan jaringan tanaman. Selain itu, pektin memainkan peran dalam transportasi dan air ion, menentukan ukuran pori dinding sel dan terlibat dalam mekanisme pertahanan terhadap infeksi patogen, luka, dan stress atau tekanan. Fungsi spesifik pektin di bagian yang berbeda dari dinding sel atau jaringan tanaman sangat dipengaruhi oleh jumlah dan sifat molekul pektin. Pengertian Pektin Kata pektin berasal dari bahasa latin “pectos” yang berarti pengental atau yang membuat sesuatu menjadi keras/ padat. Pektin ditemukan oleh Vauquelin dalam jus buah sekitar 200 tahun yang lalu. Pada tahun 1790, pektin belum diberi nama. Nama pektin pertama kali digunakan pada tahun 1824, yaitu ketika Braconnot melanjutkan penelitian yang dirintis oleh Vauquelin. Braconnot menyebut substansi pembentuk gel tersebut sebagai asam pektat Herbstreith dan Fox, 2005. Secara umum, kelompok senyawa pektin disebut substansi pektat, sementara istilah pektin lebih menggambarkan suatu produk komersial. Didalam tata nama yang dikeluarkan oleh American Chemical Society, istilah pektin digunakan secara umum sebagai asam pektinat yang larut dalam air dan memiliki kemampuan dalam pembentukan gel dengan adanya gula dan asam atau pada kondisi yang sesuai. Pektin adalah substansi alami yang terdapat pada sebagian besar tanaman yang biasanya bertanggung jawab atas sifat “lekat” Jawa pliket apabila seseorang mengupas buah. Pektin terdapat dalam semua tanaman namun isi dan komposisi bervariasi tergantung pada spesies, varietas, kematangan tanaman, bagian tanaman, jaringan, dan kondisi pertumbuhan. Pektin pada buah jeruk banyak terdapat pada bagian albedo yang membentuk spons putih pada kulitnya,.Yang dikenal memiliki tingkat tinggi pectin, umumnya, 60 – 70 persen dari serat makanan dalam buah jeruk adalah pektin. Sumber-sumber lain dari pektin termasuk pisang, bit, kubis, wortel. Struktur dan Komposisi Kimia Pektin Pada tahun 1924, Smolenski adalah yang pertama kali berasumsi bahwa pektin merupakan polimer asam tahun 1930, Meyer dan Mark menemukan formasi rantai dari molekul pektin, dan Schneider dan Bock pada tahun 1937 membentuk formula tersusun atas molekul asam galakturonat yang berikatan dengan ikatan α- 1-4-glikosida sehingga membentuk asam gugus karboksil pada polimer pektin mengalami esterifikasi dengan metil metilasi menjadi gugus metoksil. Senyawa ini disebut sebagai asam pektinat atau di bawah ini menunjukkan struktur kimia unit asam α- galakturonat. Sumber Gambar Struktur Kimia Asam α-Galakturonat Pektin merupakan asam poligalakturonat yang mengandung metil diekstraksi secara komersial dari kulit buah jeruk dan apel dalam kondisi cincin merupakan suatu molekul dari asam poligalakturonat, dan ada 300 – 1000 cincin seperti itu dalam suatu tipikal molekul pektin, yang dihubungkan dengan suatu rantai linier. Sumber Gambar Kimia Asam Poligalakturonat Berdasarkan kandungan metoksilnya, pektin dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu pektin berkadar metoksil tinggi HMP, dan pektin berkadar metoksil rendah LMP.Pektin bermetoksil tinggi mempunyai kandungan metoksil minimal 7%, sedangkan pektin bermetoksil rendah mempunyai kandungan pektin maksimal 7%.Gambar di bawah ini merupakan rumus molekul dari pektin bermetoksil tinggi dan pektin bermetoksil rendah IPPA, 2002. Sumber Gambar Rumus molekul pektin bermetoksil tinggi atas dan pektin bermetoksil rendah rendah Pektin terdiri dari monomer asam galakturonat yang berbentuk suatu rantai molekul utama ini diselingi oleh kelompok rhamnosa dengan rantai cabang menyusun gula netral arabinosa, galaktosa.Kelompok karboksil kelompok asam dari asam galakturonat dapat diesterifikasi atau diamidasi IPPA, 2002.Selain asam D-galakturonat sebagai komponen utama, pektin juga memiliki D-galaktosa, L-arabinosa, dan L-rhamnosa dalam jumlah yang kimia pektin sangat bervariasi tergantung pada sumber dan kondisi yang dipakai dalam isolasinya. Tabel Standar Mutu Pektin Berdasarkan Standar Mutu International Pectin Producers Association Faktor Mutu Kandungan Kekuatan gel Min 150 grade Kandungan metoksil Pektin metoksil tinggi >7,12 % Pektin metoksil rendah 2,5-7,12% Kadar asam galakturonat Min 35% Kadar air Maks 12% Kadar abu Maks 10% Derajat esterifikasi Pektin ester tinggi Min 50% Pektin ester rendah Maks 50% Bilangan Asetil 0,15-0,45% Berat Ekivalen 600-800 mg Klasifikasi Pektin Pektin termasuk bahan perekat/pengental. Penggunaan yang paling umum adalah pada selai dan jelly. Pektin secara luas berguna sebagai bahan tekstur dan pengental dalam makanan dan mampu membungkus logam berat dan juga sebagai bahan tambahan produk susu terfermentasi. Konsentrasi pektin berpengaruh terhadap pembentukan gel dengan tingkat kekenyalan dan kekuatan tertentu. Selain dapat membentuk tekstur gel, pektin dapat meningkatkan viskositas dan menstabilkan sistem galakturonat yang merupakan kandungan utama dari pektin memiliki gugus karboksil yang dapat saling berikatan dengan ion Mg2+ atau Ca2+ sehingga berkas-berkas polimer “berlekatan” satu sama lain. Ini menyebabkan rasa “lengket” pada kulit. Tanpa kehadiran kedua ion ini, pektin larut dalam air. Garam-garam Mg- atau Ca-pektin dapat membentuk gel, karena ikatan itu berstruktur amorf tak berbentuk pasti yang dapat mengembang bila molekul air “terjerat” di antara ruang-ruang. Fungsi Pektin Pektin merupakan senyawa polisakarida yang bisa larut dalam air dan membentuk cairan kental jelly yang disebut mucilage/ mucilagines. Cairan ini dapat berfungsi sebagai pelindung yang melapisi dinding lambung dan usus, sehingga akan terlindungi bila terdapat luka, toksin kuman atau asam lambung yang berlebih. Karena termasuk serat larut air, kelebihan pectin tidak ikut terbuang bersama feces kotoran dan akan tetap berada dalam system pencernaan. Pektin ini memiliki beberapa fungsi bagi kesehatan antara lain Merangsang gerak peristaltic usus sehingga pencernaan terhadap makanan menjadi lebih baik. Membentuk volume makanan sehingga memberikan rasa kenyang. Melunakkan dan memadatkan feses sehingga memudahkan defikasi buang air besar dan mencegah konstipasi sembelit. Mencegah penyerapan lemak dan kolesterol, karena serat merangsang sekresi pengeluaran getah empedu yang membuat lemak menjadi emulsi dan terbuang bersama feses kotoran. Memperlambat penyerapan glukosa sehingga membantu mencegah kenaikan gukosa gula darah pada penderitadiabetes mellitus. Membentuk lapiasan gel di dinding lambung sehingga efektif mengatasi penyakit maag. Mencegah terjadinya kanker usus terutama kanker colon usus besar. Pektin juga dikenal sebagai antikolesterol, bila berinteraksi dengan vitamin C dapat menurunkan kolesterol darah. Selain itu, pectin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus dan memperlunak feses serta mengikat dan menghilangkan racun dalam isi usus. Aplikasi Pektin dalam Kehidupan Pektin digunakan secara luas sebagai komponen fungsional pada industri makanan karena kemampuannya membentuk gel encer dan menstabilkan protein. Penambahan pektin pada makanan akan mempengaruhi proses metabolisme dan pencernaan khususnya pada adsorpsi glukosa dan kolesterol Baker, 1994. Dalam industri makanan dan minuman, pektin dapat digunakan sebagai bahan pemberi tekstur yang baik pada roti dan keju, bahan pengental dan stabilizer pada minuman sari buah. Selain itu pektin juga berperan sebagai bahan pokok pembuatan jeli, jam, dan memiliki potensi yang baik dalam bidang dan Christensen 1973 menyatakan bahwa sejak dahulu pektin digunakan dalam penyembuhan diare dan menurunkan kandungan kolesterol melalui pembuluh darah dapat memperpendek waktu koagulasi darah yang berguna untuk mengendalikan pendarahan. Pada industri farmasi, pektin digunakan sebagai emulsifier bagi preparat cair dan sirup, obat diare pada bayi dan anak-anak, obat penawar racun logam, dan bahan penyusut kecepatan penyerapan bermacam-macam itu, pektin juga berfungsi sebagai bahan kombinasi untuk memperpanjang kerja hormon dan antibiotika, bahan pelapis perban pembalut luka untuk menyerap kotoran dan jaringan rusak atau hancur sehingga luka tetap bersih dan cepat sembuh, serta bahan injeksi untuk mencegah pendarahan Hoejgaard, 2004.Kualitas pektin komersial ditentukan oleh sifat-sifat fisik fisik tersebut diantaranya warna dan cita rasa yang cocok, kelarutan untuk pektin padat, derajat gel, kecepatan membeku, serta tidak mengandung bahan atau zat berbahaya bagi fisik tersebut dipengaruhi oleh sifat kimia pektin IPPA, 2002. Dampak bagi Kesehatan Pektin merupakan salah satu tipe serat pangan yang bersifat larut dalam air, karena merupakan serat yang berbentuk gel, pektin dapat memperbaiki otot pencernaan yang mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan. Pektin mempunyai kemampuan menggumpalkan toksin dan meningkatkan fungsi fisiologi dari saluran pencernaan dengan membentuk daerah permukaan yang terdiri dari misel-misel partikel ultramikroskopik sehingga dapat melindungi dan melapisi mukosa saluran pencernaan dari erosi asam lambung. Sehingga dapat menurunkan resiko kanker pada kolon. Pektin juga dikenal sebagai antikolestrol karena dapat mengikat asam empedu yang merupakan hasil akhir metabolisme kolestrol. Makin banyak asam empedu yang berikatan dengan pektin dan terbuang ke luar tubuh, makin banyak kolestrol yang dimetabolisme sehingga pada akhirnya kolestrol menurun jumlahnya. Selain itu, pektin juga dapat menyerap kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan menghilangkan racun dari usus. Serat larut pun ternyata mampu memperlambat masuknya glukosa dari pencernaan karbohidrat ke aliran darah. Hal ini sangat bermanfaat untuk mengontrol penyakit kencing manis. Dari penelitian yang dilakukan pada mencit dengan konsumsi pektin selama seminggu menunjukkan bahwasanya mencit yang diberi perlakuan dengan pektin mempunyai rata-rata kolestrol darah yang berdistribusi normal dan lebih normal dibandingkan dengan mencit yang tanpa perlakuan . Dan hal ini berpengaruh pada berat organ hati, pada hati mencit dengan perlakuan pemberian pektin mengalami penurunan atau memiliki berat organ hati yang normal sedangkan pada mencit yang tidak diberi perlakuan memiliki berat organ hati yang abnormal karena keeratan kolerasi kadar kolestrol dengan berat hati kuat dan kolerasinya positif yang berarti jika kadar kolestrol tinggi berat hati tinggi sedangkan jika kadar kolestrol rendah maka berat hati juga rendah. Kelegalan Penggunaan Pektin Salah satu bahan tambahan makanan BTM yang dijinkan digunakan pada makanan berdasarkan Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988 adalah pengemulsi, pemantap, pengental, yaitu BTM yang dapat membantu terbentuknya dan memantapkan, sistem diversi yang homogen pada makanan. Contohnya agar, ammonium alginat, gelatin, pektin Pektin Penggunaan Dosis Krim dan sejenisnya 10g/kg tunggal atau campuran dengan pemantap lain Yogurt beraroma dan produk lain yang dipanaskan setelah terfermentasi 5g/kg tunggal atau campuran dengan pemantap lain Sayuran kalengan yang mengandung mentega, lemak dan minyak 10g/kg tunggal atau campuran dengan pemantap atau pengental lain Krim pasteurisasi atau sterilisasi 5g/kg tunggal atau campuran dengan pengental lain Minuman hasil olahan 10g/kg Susu, minuman ringan 500mg/kg Sirup 2,5g/kg Sumber Peraturan Menkes RI No. 722/Menkes/Per/IX/88 Tabel Penggunaan pektin dalam makanan Dekstrin Dekstrin adalah produk hidrolisa zat pati, berbentuk zat amorf berwarna putih sampau kekuning-kuningan SNI, 1989. Desktrin merupakan produk degradasi pati sebagai hasil hidrolisis tidak sempurna pati dengan katalis asam atau enzim pada kondisi yang dikontrol. Dekstrin umumnya berbentuk bubuk dan berwarna putih sampai kuning keputihan. Pengertian Dekstrin Dekstrin adalah zat yang dibentuk pada hidrolisa pati atau pencernaan parsial pati. Dekstrin merupakan produk degradasi pati yang dapat dihasilkan dengan beberapa cara yaitu memperlakukan suspensi pati dalam air dengan asam atau enzim pada kondisi tertentu, atau degradasi/pirolisis pati dalam bentuk kering dengan menggunakan perlakuan panas atau kombinasi antara panas dan asam atau katalis lain. Dekstrin mempunyai rumus kimia C6H10O5n dan memiliki struktur serta karakteristik intermediate antara pati dan dextrose. Berdasarkan reaksi warnanya dengan yodium, dextrin dapat diklasifikasikan atas amilodextrin, eritrodextrin dan akrodextrin. Pada tahap awal hidrolisa, akan dihasilkan amilodextrin yang masih memberikan warna biru bila direaksikan dengan yodium. Bila hidrolisa dilanjutkan akan dihasilkan eritrodextrin yang akan memberikan warna merah kecoklatan bila direaksikan dengan yodium. Sedangkan pada tahap akhir hidrolisa, akan dihasilkan akrodextrin yang tidak memberikan warna bila direaksikan dengan yodium. Berdasarkan cara pembuatannya, dekstrin dilompokkan menjadi dextrin putih, kuning, dan British Gum. Dextrin putih dibuat dengan menggunakan suhu rendah, pH rendah serta waktu yang cepat menghasilkan produk konversi tanpa perubahan warna yang menyolok. Dextrin kuning dibuat dengan menggunakan suhu tinggi, pH rendah serta waktu yang lama menghasilkan produk konversi tingkat tinggi. British Gum dibuat dengan menggunakan suhu tinggi, pH tinggi dan waktu mendekati 20 jam menghasilkan produk dengan warna yang lebih gelap dari pada dextrin putih Struktur dan Komposisi Dekstrin Dekstrin adalah salah satu produk hasil hidrolisa pati berwarna putih hingga kuning, hidrolisis pati dapat dilakukan oleh asam, atau enzim. Pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam hidrolisis tersebut, yaitu molekul pati mula-mula pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek 6-10 molekul yang disebut dekstrin. Nama lain dekstrin adalah artificial gum, starch gum, tapioca, vegetable gum. Dekstrin mempunyai rumus kimia C6H10O5n dan memiliki struktur serta karakteristik intermediet antara pati dan dextrose. Sumber Gambar Struktur Dekstrin Proses pembuatan dekstrin dapat dilakukan menjadi dua macam cara yaitu dengan cara basah dan cara kering yang berdampak terjadi perbedaan komposisi diantara keduanya. Cara Basah Komposisi bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan dengan cara basah adalah sebagai berikut Tepung tapioca Asam klorida HCl 36% Aquades Yodium Cara Kering Komposisi bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan dengan cara basah adalah sebagai berikut Tepung tapioca Asam klorida HCl 3% Aquades Enzim ά-amilase termamyl Enzim ά-amilase diimpor dari Denmark dengan nama dagang termamyl yang memiliki kemampuan untuk menghidrolisis tepung tapioca menjadi dektrin menghidrolisis pati menjadi pati yang mudah larut Klasifikasi Dekstrin Dextrin dapat digunakan sebagai pembentuk lapisan pada kopi, biji padi- padian seperti beras dan pada porselen. Sebagai bahan pengaduk warna pada pencetakan tekstel, sebagai perekat pada amplop, sebagai bahan pengisi pada tablet dan pil, sebagai pengganti gum alami pada pabrik farmasi, sebagai bahan pengemulsi dan kadang-kadang digunakan sebagai pereaksi kimia. Selain itu, dextrin juga dapat digunakan sebagai komponen penyusun makanan bayi. Dalam industri pangan dekstrin digunakan untuk meningkatkan tekstur bahan pangan. Dekstrin memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan, contohnya pelapisan kacang dan cokelat untuk mencegah migrasi minyak. Selain itu dekstrin juga berfungsi untuk meningkatkan kerenyahan pada kentang goring dengan cara merendam kentang tersebbut dalam larutan dekstrin. Dimana dekstrin akan melapisi permukaan dan mengurangi penetrasi minyak selama penggorengan. Fungsi dari pengemulsi, pemantap dan pengental dalam makanan adalah untuk memantapkan emulsi dari lemak dan air sehingga produk tetap stabil, tidak meleleh, tidak terpisah antara bagian lemak dan air, serta mempunyai tekstur yang kompak. Bahan-bahan pengemulsi, pemantap dan penstabil yang diizinkan digunakan dalam makanan diantaranya agar, alginate, dekstrin, gelatine, gum, karagenan, lesitin, CMC, dan pektin. Dampak Penggunaan Dekstrin Adapun dampak kesehatan dari penggunaan dekstrin yaitu dapat mengurangi kolestrol dalam tubuh dan jantung dan meningkatkan HDL kolestrol kolestrol baik dalam pembuluh darah manusia. Kelegalan Penggunaan Dekstrin Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tentang Bahan Tambahan makanan, Pengelmulsi, pemantap, dan pengental adalah bahan tambahan makanan yang dapat membantu terbentuknya atau memantapkan sistem dispersi yang homogen pada makanan. Sumber Permenkes, 1988 Gambar Batas Penggunaan Dekstrni pada Bahan Pangan Dari data lampiran I Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengembang didapatkan data sebagai berikut SumberBPOM, 2013 Gambar Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Dengan keterangan sebagai berikut ADI Acceptable Daily Intake tidak dinyatakan atau ADI not specified/ADI not limited/ADI acceptable/no ADI Allocated/no ADI necessary adalah istilah yang digunakan untuk bahan tambahan pangan yang mempunyai toksisitas sangat rendah, berdasarkan data kimia, biokimia, toksikologi dan data lainnya, jumlah asupan bahan tambahan pangan tersebut jika digunakan dalam takaran yang diperlukan untuk mencapai efek yang diinginkan serta pertimbangan lain, menurut pendapat Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives JECFA tidak menimbulkan bahaya terhadap kesehatan. Sodium Alginate Pengertian Sodium Alginate Alginat adalah polimer linier organik polisakarida yang terdiri dari monomer α-L asam guluronat G dan β-D asam manuronat M, atau dapat berupa kombinasi dari kedua monomer tersebut. Alginat dapat diperoleh dari ganggang coklat yang berasal dari genus Ascophyllum, Ecklonia, Durvillaea, Laminaria, Lessonia, Macrocystis, Sargassum, dan Turbinaria. Alginate adalah sebuah gel age nganggang-diekstrak, sodium alginat digunakan dalam molekuler keahlian memasak dalam hubungan dengan garam kalsium untuk spherification dasar dan proses reverse-spherification. Pada tahun 1881 oleh pertama kalinya ahli kimia Inggris ECC Stanford, saat itu ia mengekstraksi cairan kental dari rumput laut coklat dari spesies Laminaria, dengan larutan alkali. Dia menyebut produk ini “Algin”, sebuah istilah yang masih umum digunakan untuk menggambarkan sodium alginat. Sodium alginat karena itu garam diekstrak dari cairan kental dari dinding sel ganggang coklat. Fungsi alami adalah untuk meningkatkan fleksibilitas ganggang. Dengan demikian, ganggang berkembang di perairan bermasalah umumnya memiliki konten alginat lebih besar daripada yang tumbuh di perairan tenang. Meskipun semua ganggang coklat dapat menjadi sumber alginat, variasi dalam struktur kimianya mempengaruhi sifat dari produk akhir. Oleh karena itu, spesies yang berbeda dipanen sesuai dengan tujuan yang mereka maksudkan dan dua yang paling populer adalah Pyrifera macrocystis dari California dan Nodosum ascophyllum, tumbuh di Atlantik Utara. Penggunaan sodium alginat mengambil keuntungan dari dua sifat khusus memiliki. Di satu sisi, setelah dilarutkan dalam larutan berair, sodium alginat memiliki sifat penebalan persiapan dan meningkatkan viskositas. Di sisi lain, ketika dibawa kedalam kontak dengan larutan kalsium, membentuk gel. Gel ini terjadi melalui proses dingin, yang bertentangan dengan pembentukan agar-agar gel Sruktur dan Komposisi Rumus molekul dari sodium alginate adalah C6H8O6 dengan kadar keasaman pKa 1,5 – 3,5 dan kepadatan sebesar g/cm3. Struktur dasar dari monomer alginat adalah cincin tetrahydopyran dan dapat membentuk 2 konfigurasi, yaitu C1 dan -D- manuronat di alam terdapat dalam konfigurasi C1. Pada konfigurasi 1C α-D-manuronat, interaksi -COOH pada C-5 dan -OH pada C-3 akan kaku, sedangkan pada C1 gugus-gugus ini berada pada posisi ekuatorial sehingga lebih stabil. Sebaliknya, untuk alasan yang sama, α -L-guluron atter dapat dalam konfigurasi 1C dibandingkan C1. Sumber Gambar Stuktur Sodium alginate Polimer alginat dibentuk dari hubungan antara C-1 dan C-4 tiap monomer dan dihubungkan oleh ikatan eter oksigen. Polimer alginat terdiri dari 3 jenis, yaitu polimer M manuronat, polimer G guluronat, dan polimer MG. Polimer M dibentuk dari struktur ekuatorial gugus C-1 dan C-4 dan membentuk polimer lurus, sedangkan polimer G dibentuk dari struktur aksial. Perbedaan struktur polimer ini menyebabkan polimer G lebih banyak digunakan untuk proses pembentukan gel alginat dengan penambahan ion Ca2+. Ion tesebut akan menggantikan ion H+ pada gugus karboksilat dan membentuk jembatan ion penghubung antara polimer G yang satu dengan yang lainnya. Hubungan antar polimer G ini akan membentuk struktur egg-box. Dampak bagi Kesehatan Melalui hasil riset, konsumsi sodium alginate secara teratur dapat menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa pada usus halus sehingga sangat berguna untuk pencegahan kegemukan obesitas, menurunkan kolesterol dan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes. Selain kegunaan tersebut telah dilaporkan pula bahwa bentuknya yang berupa gel di dalam lambung, sodium alginate juga dapat mengurangi peradangan lambung maag, dan melancarkan pencernaan. Telah diketahui juga bahwa bahan makanan yang berasal dari rumput laut mengandung kadar serat yang tinggi, oleh karena itu kapsul sodium alginate juga dapat digunakan untuk diet. Aplikasi dalam Kehidupan Sifat koloid, membentuk gel, dan hidrofilik menyebabkan senyawa ini banyak digunakan sebagai emulsifier, pengental, dan stabilizer dalam industri. Sifat hidrofilik alginat dimanfaatkan untuk mengikat air dalam proses pembekuan makanan. Pada makanan yang dibekukan, polimer ini mempertahankan jaringan makanan. Selain itu, polimer ini dapat digunakan sebagai emulsi lemak dalam pembuatan saus dan mengenyalkan, menjaga tekstur, serta menghasilkan rasa yang enak dalam pembuatan pudding. Alginat juga dimanfaatkan dalam dunia kosmetik karena sifatnya yang dapat mengikat air dan mudah menembus jaringan. Hal ini menyebabkan polimer ini terikat sempurna pada jaringan kulit dan mempertahankan kelembaban hidrofilik dan elastisitas kulit. Selain aplikasi alginat dalam industri di atas, salah satu aplikasi alginat yang dimanfaatkan dalam sering dimanfaatkan adalah teknik imobilisasi dengan alginat dalam fermentasi gula oleh yeast. Kelebihan teknik imobilisasi adalah penggunaan kembali biokatalis, produktivitas yang tinggi, dan pengurangan kontaminasi. Dari penelitian yang telah dilakukan, alginat merupakan matriks imobilisasi yang paling baik karena efisien, mudah digunakan, dapat dimodifikasi, dan tidak bersifat toksik. Sedangkan, dalam percobaan, umumnya alginat digunakan sebagai suatu media, di mana sel yeast dari ragi akan diimobilisasikan dalam butiran-butiran alginat itu. Butiran-butiran tersebut akan ditempatkan dalam larutan gula sukrosa untuk melihat proses fermentasi yeast sebagai salah satu metabolismenya dengan menghasilkan CO2 yang mengakibatkan butiran-butiran tersebut melambung keatas untuk melepaskan gas. Ketika CO2 telah dilepaskan, butiran tersebut akan terjatuh kembali kedasar botol dan akan naik lagi ketika proses fermentasi terjadi lagi. Kelegalan Penggunaan Sodium Alginate Berdasarkan peraturan kepala BPOM Republik Indonesia No. 15 tahun 2013, penggunaan sodium alginate adalah sebagai berikut. Natrium alginat Sodium alginate INS. 401 ADI Tidak dinyatakan not specified Sinonim – Fungsi lain Pembentuk gel, peningkat volume, pengemulsi, penstabil No Kategori Pangan Kategori Pangan Batas Maksimum mg/kg Buttermilk plain 6000 Produk susu fermentasi plain dengan pemanasan 5000 Krim pasteurisasi plain 1000 Krim yang disterilkan atau secara UHT, krim “whipping” atau “whipped”, dan krim rendah lemak plain 5000 Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu misalnya puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah 10000 BAB III PENUTUP Kesimpulan Pektin tersusun atas molekul asam galakturonat yang berikatan dengan ikatan α- 1-4-glikosida sehingga membentuk asam poligalakturonat C1H10O7. Konsentrasi pektin berpengaruh terhadap pembentukan gel dengan tingkat kekenyalan dan kekuatan tertentu serta menstabilkan sistem emulsi. Adapun dampak bagi kesehatan yaitu dapat memperbaiki otot pencernaan yang mendorong sisa makanan pada saluran pembuangan, menggumpalkan toksin dan meningkatkan fungsi fisiologi dari saluran pencernaan dan menurunkan resiko kanker pada kolon serta antikolestrol. Sedangkan Dekstrin adalah zat yang dibentuk pada hidrolisa pati atau pencernaan parsial pati yang mempunyai rumus kimia C6H10O5n dan memiliki struktur serta karakteristik intermediate antara pati dan dextrose. Dextrin dapat diklasifikasikan atas amilodextrin, eritrodextrin dan akrodextrin. Dekstrin memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan dan memantapkan emulsi dari lemak dan air. Dampak untuk kesehatan yaitu dapat mengurangi kolestrol dalam tubuh dan jantung dan meningkatkan HDL kolestrol kolestrol baik dalam pembuluh darah manusia. Sodium alginate mempunyai rumus molekul adalah C6H8O6 dengan kadar keasamanpKa 1,5 – 3,5 dan kepadatan sebesar g/cm3 yaitu polimer M manuronat, polimer G guluronat, dan polimer MG. Melalui hasil riset, konsumsi sodium alginate secara teratur dapat menghambat penyerapan kolesterol dan glukosa pada usus halus sehingga sangat berguna untuk pencegahan kegemukan obesitas menurunkan kolesterol dan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes juga dapat mengurangi peradangan lambung maag, dan melancarkan pencernaan. Kelegalan dari bahan pektin ,dekstrin dan sodium alginate menurut Permenkes No. 722/Menkes/Per/IX/1988 dan Peraturan Kepala BPOM Nomor 11 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan. Pektin dalam krim 10g/kg, yogurt 5g/kg, sayuran berkaleng 10g/kg, minuman olahan 10g/kg, susu 500mg/kg dan sirup 2,5g/kg. Dekstrin dalam es krim 30g/kg, keju 10g/kg, kaldu secukupnya. Sodium alginate dalam buttermilk 6g/kg, susu fermentasi 5g/kg, yogurt 10g/kg, dan puding susu 10g/kg DAFTAR PUSTAKA Suprapti, Lies. 2009. Teknologi Pengolahan Pangan TEPUNG TAPIOKA, Pembuatan & Pemanfaatannya. Yogyakarta Penerbit Kanisius. _________. 2013. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2013 tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan Pangan Pengembang. Jakarta BPOM Republik Indonesia. Lis Pudiastuti, dkk. 2013. Pembuatan Dekstrin dari Tepung Tapioka secara Enzimatik dengan Pemanas Microwave. Semarang Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, hal. 169-176. O Farobie. Pembuatan Dan Pencirian Pektin Asetat. Tesis Institut Pertanian Bogor; 2006 T Rosmiati. Isolasi Identifikasi Pektin Dari Labu Siam Sechium Edule SW Tesis Universitas Diponegoro; 2000 A Sussi. Pengaruh Pemberian Pektin Kulit Jeruk Lemon Dalam Ransum Terhadap Kadar Kolestrol, Trigliserida, LDL Dan HDL Serum Tikus. Tesis Universitas lampung; 2010 S Cahyo, H Diana. Bahan Tambahan Makanan. Yogyakarta Kanisius; 2006 Winarno. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama; 2004 BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG BATAS MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PENGENTAL BAB IV PENGGUNAAN BTP PENGENTAL Pasal 5 1 Penggunaan BTP Pengental dibuktikan dengan sertifikat analisis kuantitatif. 2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, untuk penggunaan BTP pada Kategori Pangan dengan Batas Maksimum CPPB dibuktikan dengan sertifikat analisis kualitatif. 3 Jenis BTP Pengental yang tidak dapat dianalisis, Batas Maksimum dihitung berdasarkan penambahan BTP Pengental yang digunakan dalam pangan. Pasal 6 1 BTP Pengental dapat digunakan secara tunggal atau campuran. 2 Dalam hal BTP Pengental digunakan secara campuran sebagaimana dimaksud pada ayat 1, perhitungan hasil bagi masing-masing BTP dengan Batas Maksimum penggunaannya jika dijumlahkan tidak boleh lebih dari 1 satu. 3 Contoh perhitungan hasil bagi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 seperti tercantum pada Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. 4 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 untuk penggunaan BTP pada Kategori Pangan dengan Batas Maksimum CPPB. Pasal 7 1 Jenis dan Batas Maksimum BTP Pengental Ikutan carry over mengikuti ketentuan jenis dan Batas Maksimum BTP seperti tercantum pada Lampiran I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4. 2 Dalam hal BTP Pengental Ikutan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak tercantum pada Lampiran I, maka harus terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Badan. 3 Untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2, pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Badan disertai kelengkapan data dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. 4 Keputusan persetujuan/penolakan dari Kepala Badan diberikan paling lama 6 enam bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. Pasal 8 1 Jenis dan penggunaan BTP Pengental selain yang tercantum dalam Lampiran I hanya boleh digunakan sebagai BTP Pengental setelah mendapat persetujuan tertulis dari Kepala Badan. 2 Untuk mendapatkan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1, pemohon harus mengajukan permohonan tertulis kepada Kepala Badan disertai kelengkapan data dengan menggunakan formulir sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan ini. 3 Keputusan persetujuan/penolakan dari Kepala Badan diberikan paling lama 6 enam bulan sejak diterimanya permohonan secara lengkap. BAB V LARANGAN Pasal 9 Dilarang menggunakan BTP Pengental sebagaimana yang dimaksud dalam Lampiran I untuk tujuan menyembunyikan penggunaan bahan yang tidak memenuhi persyaratan; menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi pangan yang baik untuk pangan; dan/atau menyembunyikan kerusakan pangan. BAB VI SANKSI Pasal 10 Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Peraturan ini dapat dikenai sanksi administratif berupa peringatan secara tertulis; larangan mengedarkan untuk sementara waktu dan/atau perintah untuk penarikan kembali dari peredaran; perintah pemusnahan, jika terbukti tidak memenuhi persyaratan keamanan atau mutu; dan/atau pencabutan izin edar. Pektin Pectins INS. 440 ADI Tidak dinyatakan not specified Sinonim – Fungsi lain Pengemulsi, penstabil No. Kategori Pangan Kategori Pangan Batas Maksimum mg/kg Produk susu fermentasi plain tanpa pemanasan CPPB Produk susu fermentasi plain dengan pemanasan 10000 Susu yang digumpalkan dengan enzim renin plain CPPB Susu kental dan analognya plain CPPB Krim yang disterilkan atau secara UHT, krim “whipping” atau “whipped”, dan krim rendah lemak plain 5000 Krim yang digumpalkan plain CPPB Krim analog CPPB Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk analog plain CPPB Keju tanpa pemeraman keju mentah CPPB Keju peram CPPB Keju olahan CPPB Keju analog CPPB Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu misalnya puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah CPPB Cairan whey dan produknya, kecuali keju whey CPPB Lemak dan minyak nabati CPPB Lemak babi, lemak sapi, lemak domba, minyak ikan dan lemak hewani lain CPPB Emulsi yang mengandung lemak kurang dari 80% CPPB Emulsi lemak tipe emulsi minyak dalam air, termasuk produk campuran emulsi lemak dengan atau berperisa CPPB Makanan pencuci mulut berbasis lemak tidak termasuk makanan pencuci mulut berbasis susu dari kategori CPPB Es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet CPPB Buah olahan CPPB Sayur, kacang dan biji – bijian segar yang permukaannya dilapisi glasir atau lilin atau diberi perlakuan dengan bahan tambahan pangan lain yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan membantu mengawetkan kesegaran dan kualitas sayuran CPPB Sayur, kacang dan biji-bijian segar yang dikupas, dipotong atau dirajang sayur, kacang, biji-bijian olah minimal CPPB Sayur, kacang dan biji-bijian beku 20000 Sayur, rumput laut, kacang, dan biji-bijian kering CPPB Sayur dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai CPPB Sayur dalam kemasan kaleng, botol atau dalam retort pouch CPPB Pure dan produk oles sayur, kacang dan biji-bijian misalnya selai kacang CPPB Bahan baku dan bubur pulp sayur, kacang dan biji-bijian misalnya makanan pencuci mulut dan saus sayur, sayur bergula tidak termasuk produk dari kategori CPPB Sayur dan rumput laut yang dimasak CPPB Kembang gula / permen dan cokelat CPPB Tepung CPPB Serealia untuk sarapan, termasuk rolled oats CPPB Pasta dan mi serta produk sejenis pasta CPPB Pasta dan mi pra-masak serta produk sejenis CPPB Makanan pencuci mulut berbasis serealia dan pati misalnya puding nasi, puding tapioka CPPB Tepung bumbu misalnya untuk melapisi permukaan ikan atau daging ayam CPPB Kue beras CPPB Produk-produk kedelai CPPB Produk bakeri CPPB Produk olahan daging, daging unggas dan daging hewan buruan, dalam bentuk utuh atau potongan CPPB Produk-produk olahan daging, daging unggas dan daging hewan buruan yang dihaluskan CPPB Kemasan edible dapat dimakan contoh selongsong sosis CPPB Ikan, filet ikan dan produk perikanan meliputi moluska, krustasea dan ekinodermata yang dibekukan 20000, untuk dekorasi pada buah, sayur, daging atau ikan Ikan, filet ikan dan hasil perikanan termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata berlapis tepung yang dibekukan sayur, daging atau ikan CPPB untuk dekorasi pada buah, Hancuran minced dan sari krim ikan termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata yang dibekukan CPPB Ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata yang dikukus atau rebus dan atau goreng/panggang CPPB Ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata yang diasap, dikeringkan, difermentasi dengan atau tanpa garam CPPB Ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata yang semi awet CPPB Ikan dan produk perikanan awet, meliputi ikan dan produk perikanan yang dikalengkan atau difermentasi, termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata CPPB Produk telur CPPB Telur yang diawetkan, termasuk produk tradisional telur yang diawetkan, termasuk dengan cara dibasakan, diasinkan dan dikalengkan CPPB Makanan pencuci mulut berbahan dasar telur misalnya custard CPPB Gula dan sirup lainnya misal xilosa, sirup maple, gula hias. Termasuk semua jenis sirup meja misal sirup maple, sirup untuk hiasan produk bakeri dan es sirup karamel, sirup beraroma dan gula untuk hiasan kue contohnya kristal gula berwarna untuk kukis CPPB Sediaan pemanis, termasuk pemanis buatan table top sweeteners, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi CPPB Pengganti garam CPPB Herba dan rempah CPPB Bumbu dan kondimen CPPB Cuka makan CPPB Mustard CPPB Sup dan kaldu CPPB Saus dan produk sejenis CPPB Produk oles untuk salad misalnya salad makaroni, salad kentang dan sandwich, tidak mencakup produk oles berbasis cokelat dan kacang dari kategori dan CPPB Ragi dan produk sejenisnya CPPB Bumbu dan kondimen dari kedelai CPPB Protein produk CPPB Formula lanjutan 10000 mg/L produk siap konsumsi Makanan bayi dan anak dalam masa pertumbuhan 20000 Makanan diet khusus untuk keperluan kesehatan, termasuk untuk bayi dan anak-anak kecuali produk kategori pangan CPPB kecuali produk bayi Pangan diet untuk pelangsing dan penurun berat badan CPPB Makanan diet contohnya suplemen pangan untuk diet yang tidak termasuk produk dari kategori dan CPPB Suplemen pangan CPPB Minuman berbasis air berperisa, termasuk minuman olahraga atau elektrolit dan minuman berpartikel CPPB Sari buah CPPB Konsentrat sari buah CPPB Minuman spirit yang mengandung etanol lebih dari 15% CPPB Nektar buah CPPB Konsentrat 84uddin buah CPPB Kopi, kopi substitusi, teh, seduhan herbal, dan minuman biji-bijian dan sereal panas, kecuali cokelat CPPB Minuman beralkohol, termasuk minuman serupa yang bebas 84udding atau rendah alkohol CPPB Makanan ringan siap santap CPPB Dekstrin Dextrins INS. 1400 ADI Tidak dinyatakan not specified Sinonim White and yellow dextrins Fungsi lain Pengembang, penstabil No. Kategori Pangan Kategori Pangan Batas Maksimum mg/kg Minuman berbasis susu yang berperisa dan atau difermentasi contohnya susu coklat, eggnog, minuman yoghurt, minuman berbasis whey CPPB Susu kental dan analognya plain CPPB Krim yang disterilkan atau secara UHT, krim “whipping” atau “whipped”, puding rendah lemak plain CPPB Krim yang digumpalkan plain CPPB Krim analog CPPB Susu bubuk dan krim bubuk dan bubuk analog plain CPPB Keju dan Keju analog CPPB Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu misalnya puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah CPPB Cairan whey dan produknya, kecuali keju whey CPPB Lemak dan minyak nabati CPPB Lemak babi, lemak sapi, lemak domba, minyak ikan dan lemak hewani lain CPPB Emulsi yang mengandung lemak kurang dari 80% CPPB Emulsi lemak tipe emulsi minyak dalam air, termasuk produk campuran emulsi lemak dengan atau berperisa CPPB Makanan pencuci mulut berbasis lemak tidak termasuk makanan pencuci mulut berbasis susu dari kategori CPPB Es untuk dimakan edible ice, termasuk sherbet dan sorbet CPPB Buah olahan CPPB Sayur, rumput laut, kacang, dan biji-bijian kering CPPB Sayur dan rumput laut dalam cuka, minyak, larutan garam atau kecap kedelai CPPB Sayur dalam kemasan kaleng, botol atau dalam retort pouch CPPB Pure dan produk oles sayur, kacang dan biji-bijian misalnya selai kacang CPPB Bahan baku dan bubur pulp sayur, kacang dan biji-bijian misalnya makanan pencuci mulut dan saus sayur, sayur bergula tidak termasuk produk dari kategori CPPB Sayur dan rumput laut yang dimasak CPPB Kembang gula / permen dan cokelat CPPB Serealia untuk sarapan, termasuk rolled oats CPPB Pasta dan mi pra-masak serta produk sejenis CPPB Makanan pencuci mulut berbasis serealia dan pati misalnya puding nasi, puding tapioka CPPB Tepung bumbu misalnya untuk melapisi permukaan ikan atau daging ayam CPPB Kue beras CPPB Produk-produk kedelai CPPB Produk bakeri CPPB Produk olahan daging, daging unggas dan daging hewan buruan, dalam bentuk utuh atau potongan CPPB Produk-produk olahan daging, daging unggas dan daging hewan buruan yang dihaluskan CPPB Kemasan edible dapat dimakan contoh selongsong sosis CPPB Ikan dan produk perikanan termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata yang semi awet CPPB Ikan dan produk perikanan awet, meliputi ikan dan produk perikanan yang dikalengkan atau difermentasi, termasuk moluska, krustasea dan ekinodermata CPPB Produk-produk telur yang dikeringkan dan atau dipanaskan hingga terkoagulasi CPPB Telur yang diawetkan, termasuk produk tradisional telur yang diawetkan, termasuk dengan cara dibasakan, diasinkan dan dikalengkan CPPB Makanan pencuci mulut berbahan dasar telur misalnya custard CPPB Sediaan pemanis, termasuk pemanis buatan table top sweeteners, termasuk yang mengandung pemanis dengan intensitas tinggi CPPB Bumbu dan kondimen CPPB Cuka makan CPPB Mustard CPPB Sup dan kaldu CPPB Saus dan produk sejenis CPPB Produk oles untuk salad misalnya salad makaroni, salad kentang dan sandwich, tidak mencakup produk oles berbasis cokelat dan kacang dari kategori dan CPPB Ragi dan produk sejenisnya CPPB Bumbu dan kondimen dari kedelai CPPB Protein produk CPPB Makanan diet khusus untuk keperluan kesehatan, termasuk untuk bayi dan anak-anak kecuali produk kategori pangan CPPB kecuali produk bayi Pangan diet untuk pelangsing dan penurun berat badan CPPB Makanan diet contohnya suplemen pangan untuk diet yang tidak termasuk produk dari kategori dan CPPB Minuman berbasis air berperisa, termasuk minuman olahraga atau elektrolit dan minuman berpartikel CPPB Bir dan minuman malt CPPB Cider dan perry CPPB Anggur buah CPPB Mead, anggur madu CPPB Minuman spirit yang mengandung etanol lebih dari 15% CPPB Minuman beralkohol yang diberi aroma misalnya minuman bir, anggur buah, minuman cooler-spirit, penyegar rendah alkohol CPPB Makanan ringan siap santap CPPB Pertanyaan Mengapa pada pektin, dekstrin dan sodium alginat tidak terdapat dampak negatifnya ? Jika ada dampak negatif, sebutkan dan jelaskan ! Ana Safitri – 12030654009 Apa perbedaan dari pektin, dekstin, dan sodium alginat dengan emulsifier, stabilizier dan thickness lainnya ? terutama dengan Carboxymethylsellulose dan Xantham gum ? Eva Yuni P – 12030654025 Sebutkan produk-produk yang dihasilkan dari bahan pektin, dekstrin, dan sodium alginat dalam kehidupan ! Nofita Tanjung – 12030654048 Apa karakteristik khas dari pektin, dekstrin dan sodium alginat ? Jawaban Pektin, dekstrin dan sodium alginat merupakan emulsifier yang berasal dari substrat alami. Dimana pektin berasal dari dinding sel tumbuhan tingkat tinggi, dekstrin berasal dari zat pati, dan sodium alginat berasal dari ekstaksi dari ganggang coklat, sehingga segala sesuatu yang berasal dari bahan alami tidak menimbulkan dampak negatif dalam tubuh. Jika pektin, dekstrin, dan sodium alginat ditambahkan dengan kadar yang melebihi batas yang ditentukan, maka bahan makanan tersebut akan menjadi lebih padat atau keras. Perbedaan pektin, dekstrin dan sodium alginat dengan Carboxymethylsellulose dan xantham gum adalah pektin, dekstrin dan sodium alginat merupakan bahan tambahan makanan yang berasal dari bahan alami, sedangkan carboxymethylsellulose dan xantham gam merupakan bahan tambahan makanan buatan dari bahan kimia Pektin bahan pokok pembuatan jeli, jam, dan marmalade. sebagai emulsifier bagi preparat cair dan sirup, obat diare pada bayi dan anak-anak, obat penawar racun logam, dan bahan penyusut kecepatan penyerapan bermacam-macam obat berfungsi sebagai bahan kombinasi untuk memperpanjang kerja hormon dan antibiotika, bahan pelapis perban pembalut luka untuk menyerap kotoran dan jaringan rusak atau hancur sehingga luka tetap bersih dan cepat sembuh, serta bahan injeksi untuk mencegah pendarahan Dekstrin sebagai pembentuk lapisan pada kopi, biji padi- padian seperti beras dan pada porselen. Sebagai bahan pengaduk warna pada pencetakan tekstel sebagai perekat pada amplop sebagai bahan pengisi pada tablet dan pil sebagai pengganti gum alami pada pabrik farmasi Dalam industri pangan dekstrin digunakan untuk meningkatkan tekstur bahan Dekstrin memiliki kemampuan untuk membentuk lapisan, contohnya pelapisan kacang dan cokelat untuk mencegah migrasi minyak. berfungsi untuk meningkatkan kerenyahan pada kentang goring dengan cara merendam kentang tersebbut dalam larutan Sodium Alginat Buttermilk plain Produk susu fermentasi plain dengan pemanasan Krim pasteurisasi plain Krim yang disterilkan atau secara UHT, krim “whipping” atau “whipped”, dan krim rendah lemak plain Makanan pencuci mulut berbahan dasar susu misalnya puding, yoghurt berperisa atau yoghurt dengan buah Pektin Bentuk serbuk bewarna putih kekuningan, tidak berbau dan memiliki rasa seperti lendir. Pektin kering yang telah dimurnikan berupa kristal Pektin yang mempunyai kadar metoksil tinggi larut dalam air dingin, sedangkan pektin dengan kadar metoksil rendah larut dalam alkali dan asam oksalat. kelarutan, viskositas dan kemampuan dalam membentuk gel tergantung pada karakteristik kimia yang dimiliki pektin seperti berat molekul, dan kandungan senyawa-senyawa kimia lainnya termasuk dalam bagian molekul pektin. Pektin tidak larut dalam pelarut organik, tetapi larut dalam air dan pelarut organik polar seperti formamida dan mettil sulfoksida. Pektin bersifat asam dan koloidnya bermuatan negatif karena adanya gugus karboksil bebas. Pada kondisi asam, ikatan glikosidik gugus metil ester dari pektin cendrung terhidrolisa menjadi asam galakturonat Proses pelarutan protopektin menjadi pektin terjadi karena adanya penggantian ion kalsium dan magnesium oleh ion hidrogen atau karena putusnya ikatan antara pektin dengan selulosa Semakin tinggi konsentrasi ion hidrogen pH maka semakin rendah kemampuan untuk mengganti ion kalisum dan magnesium ataupun memutus ikatan dengan selulosa akan semakin tinggi pula dan pektin yang larut akan bertambah. Dekstrin umumnya berbentuk bubuk dan berwarna putih sampai kuning keputihan. Dekstrin putih dibuat dengan suhu rendah, pH serta waktu yang cepat ; dekstrin kuning dibuat dengan suhu tinggi, pH rendah serta waktu yang lama Larut dalam air panas atau dingin dengan viskositas yang relatif rendah, dapat diendapkan dengan alkhohol Bereaksi dengan iodin memberikan warna biru amilodekstrin, coklat kemerah-merahan eritrodekstrin. Tidak memberi warna akhrodekstrin Sodium Alginate Berupa serbuk Dapat mudah larut dalam air Asam alginat tidak larut dalam air dingin, namun sedikit larut dengan air panas, alkohol, eter, dan gliserol. Pada konsentrasi tertentu larutan alginat akan menjadi gel bila asam atau logam-logam polivalen ditambahkan pada natrium, kalium, atau amonium alginat Memiliki sifat hidrofilik untuk mengikat air dalam proses pembekuan makanan Tidak stabil diatas pH 10, Stabil pada pH asam, mengalami preipitasi pada pH < 3,5 Viskositas maksimal yang dapat diterima dengan tingkat gara, 0,1 N Hello Sobat Ilyas! Pernahkah kamu mendengar istilah stabilizer? Apa sih sebenarnya stabilizer itu? Di artikel ini, kita akan membahas secara santai mengenai pengertian stabilizer dan fungsinya. Pengertian Stabilizer Stabilizer adalah sebuah alat yang berfungsi untuk mengatur tegangan listrik yang stabil. Dalam istilah teknis, stabilizer dikenal sebagai Voltage Stabilizer atau Voltage Regulator. Fungsinya adalah untuk menjaga suplai listrik agar tetap stabil dan aman bagi perangkat elektronik yang kita gunakan. Stabilizer biasanya digunakan pada perangkat listrik yang memiliki tegangan rendah atau rentan terhadap fluktuasi listrik. Beberapa contoh perangkat tersebut adalah AC, TV, komputer, kulkas, dan peralatan rumah tangga lainnya. Mengapa Stabilizer Penting? Sekarang, kamu mungkin bertanya-tanya, mengapa kita perlu menggunakan stabilizer? Jawabannya adalah karena fluktuasi tegangan listrik dapat merusak perangkat elektronik kita. Tegangan listrik yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan kerusakan pada komponen perangkat kita. Dalam jangka panjang, fluktuasi tegangan listrik bahkan dapat mempersingkat umur perangkat kita. Oleh karena itu, penggunaan stabilizer sangat penting untuk melindungi perangkat elektronik kita dari kerusakan yang disebabkan oleh fluktuasi tegangan listrik. Jenis-jenis Stabilizer Ada beberapa jenis stabilizer yang tersedia di pasaran. Salah satunya adalah stabilizer dengan teknologi Relay. Stabilizer ini bekerja dengan cara mematikan dan menyalakan kumparan pengatur tegangan secara otomatis untuk menjaga tegangan listrik tetap stabil. Selain itu, ada juga stabilizer dengan teknologi Servo. Stabilizer jenis ini menggunakan motor servo untuk mengatur tegangan listrik yang masuk ke perangkat elektronik kita. Teknologi ini lebih canggih dan lebih cepat dalam mengatur tegangan listrik. Cara Memilih Stabilizer yang Tepat Ketika memilih stabilizer, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Pertama, pastikan stabilizer yang kamu pilih sesuai dengan daya listrik perangkat elektronik yang kamu gunakan. Jangan pilih stabilizer yang dayanya terlalu kecil atau terlalu besar dari daya listrik perangkat kamu. Sebagai contoh, jika kamu menggunakan AC dengan daya 1000 watt, maka stabilizer yang kamu pilih harus memiliki kapasitas minimal 1000 watt atau lebih besar. Jangan memilih stabilizer dengan kapasitas kurang dari 1000 watt karena stabilizer tersebut tidak akan mampu menjaga tegangan listrik yang stabil untuk AC kamu. Selain itu, pilihlah stabilizer dengan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan kamu. Jika kamu membutuhkan stabilizer untuk perangkat yang sensitif terhadap fluktuasi listrik, maka stabilizer dengan teknologi Servo mungkin lebih cocok untuk kamu. Cara Merawat Stabilizer Untuk menjaga stabilizer tetap berfungsi dengan baik, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan. Pertama, pastikan stabilizer kamu terpasang dengan benar dan terhubung dengan baik ke perangkat elektronik yang kamu gunakan. Kedua, pastikan stabilizer kamu tidak terkena air atau kelembapan karena dapat merusak komponen di dalamnya. Tempatkan stabilizer di tempat yang kering dan terlindung dari air. Ketiga, jangan biarkan stabilizer kamu terlalu lama terhubung ke perangkat elektronik yang tidak digunakan. Hal ini dapat mengurangi umur stabilizer kamu. Kesimpulan Demikianlah artikel singkat mengenai apa itu stabilizer dan fungsinya. Stabilizer sangat penting bagi perangkat elektronik kita karena dapat melindungi perangkat kita dari kerusakan yang disebabkan oleh fluktuasi tegangan listrik. Ada beberapa jenis stabilizer yang tersedia di pasaran, dan penting untuk memilih stabilizer yang sesuai dengan kebutuhan kita. Selain itu, merawat stabilizer dengan baik juga sangat penting untuk menjaga agar stabilizer tetap berfungsi dengan baik. Terima kasih telah membaca artikel ini, dan sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya! +22 Istilah Yang Umum Digunakan Untuk Menyebut Stabilizer Adalah References. Web stavolt merupakan alat yang digunakan sebagai penyetabil tegangan yang biasa digunakan untuk komputer atau alat elektronik lainnya. Seperti namanya, stabilizer adalah yang digunakan dalam Sistem Berkas Materi Kuliah from stavolt merupakan alat yang digunakan sebagai penyetabil tegangan yang biasa digunakan untuk komputer atau alat elektronik lainnya. 0 penilaian 0% menganggap dokumen ini. Web semakin besar kinerja mesin, semakin tinggi panas yang dihasilkan, bahkan bisa menyebabkan Yang Umum Digunakan Untuk istilah yang digunakan untuk. Stabilizer adalah untuk menjaga tegangan. Lot adalah istilah yang digunakan untuk menyebut unit perdagangan Namanya, Stabilizer Adalah semakin besar kinerja mesin, semakin tinggi panas yang dihasilkan, bahkan bisa menyebabkan overheat. Web istilah yang umum digunakan untuk menyebut stabilizer adalah. Efek buram yang ditimbulkan dari hasil pengambilan Stavolt Merupakan Alat Yang Digunakan Sebagai Penyetabil Tegangan Yang Biasa Digunakan Untuk Komputer Atau Alat Elektronik yang digunakan untuk mematikan komputer yang menggunakan sistem operasi windows 10 adalah…. Web istilah ini kerap ditemukan dalam dunia teknologi digital, terutama berkaitan dengan telepon seluler dan koneksi internet. Di sinilah komponen radiator bekerja, yaitu menjaga suhu Saham Tidak Dilakukan Secara Per Saham Melainkan Pada Banyak penilaian 0% menganggap dokumen ini. Jomblo adalah istilah yang sering digunakan untuk seseorang yang tidak memiliki pasangan. Web istilah yang umum digunakan untuk menyebut stabilizer adalahWeb Istilah Yang Umum Digunakan Untuk Menyebut Stabilizer Adalah itu advrtensi bersifat nonpersonal. Web 14+ tips istilah yang umum digunakan untuk menyebut stabilizer adalah terbaru. Web stabilizer adalah untuk menjaga tegangan arus listrik agar stabil normal, arus yang stabil sangat dibutuhkan untuk berbagai peralatan elektronik.

istilah yang umum digunakan untuk menyebut stabilizer adalah